BAB
I
PENDAHULUAN
Menurut
Kamus Webster dalam Hewelet (1982) daerah aliran sungai (DAS) adalah suatu
daerah yang dibatasi oleh pemisah topografi, yang menerima hujan; menampung,
menyimpan dan mengalirkannya ke sungai dan seterusnya ke danau atau ke laut.
Kualitas
suatu DAS atau Sub-DAS dapat diukur dari tingkat erosi dalam hal ini sedimen
dan fluktuasi debit air sungai yang mengalir dalam beberapa kondisi curah hujan
yang berbeda.
Fungsi Daerah Aliran sungai merupakan fungsi
gabungan beberapa faktor yang ada pada DAS, yaitu vegetasi, topografi, kondisi
tanah dan pemukiman. Apabila salah satu faktor tersebut mengalami perubahan
maka akan mempengaruhi fungsi kerja dari DAS tersebut. Gangguan tersebut dapat
berupa sangat longgarnya sistem penyimpanan air sehingga penyalurannya sangat
boros. Kejadian yang kita alami terjadinya fluktuasi debit air sungai yang
sangat tajam.
Salah
satu penciri kualitas DAS menurun yang tidak tercatat langsung oleh alat
pencatat adalah kandungan lumpur yang terbawa aliran sungai. Sedimen tersebut
berasal dari hasil pemecahan partikel tanah oleh daya pukul curah hujan (splash
erosion) yang kemudian terangkut kepermukaan menuju sungai-sungai dan berakhir
di laut. Untuk membedakan tingkat kerusakan yang dialami oleh suatu DAS atau
Sub DAS, perlu diberi nilai yang merupakan derajat kualitas DAS tersebut.
Di
Indonesia belum terdapat metoda penelitian DAS ata sub DAS yang baku, pada saat
ini hanya dinilai dengan satuan ton/ha/tahun yang dikenal dengan metoda
kehilangan tanah (USLE).
Setelah
mengetahui Sub DAS yang mengalami kerusakan, maka penggunaan metoda USLE dapat
digunakan yakni berupa formula : A =
R.K.L.S.C.P
Dimana A = Besar kehilangan tanah (ton/ha/tahun)
R =
Faktor erosivitas hujan (M.J. Cm/ha jam per tahun)
K =
Faktor erodibilitas
LS =
Faktor panjang dan kemiringan lereng
C =
Faktor tanaman
P =
Tindakan konservasi tanah
Pelaksanaan
penentuan tingkat erosi dengan metode Universal soil Loss Equation (USLE) amat
sulit diterapkan apabila dilakukan untuk menilai kualitas suatu DAS. Karena
dalam suatu DAS atau Sub DAS terdapat banyak jenis tanah sehingga faktor
erodibilitas tanah (K) menjadi berbeda-beda, demikian juga dengan faktor
erosifitas hujan, faktor panjang dan kemiringan lereng (LS), faktor pengolahan
tanah (P) dan faktor pengelolaan tanaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar